Jumat, 05 Oktober 2018

Prabowo Capres Pilihan Milenial

Prabowo Capres Pilihan Milenial
Capture Profil Facebook Prabowo Subianto 
 
 

Indonesia merupakan negara demokrasi yang memberikan warga negaranya kebebasan salah satunya dalam memilih pemimpin yang dianggap berkapasitas menahkodai NKRI selama 5 tahun melalui Pemilihan Umum, usia pemilih yang sah adalah minimal 17 tahun hal ini dimaksudkan bahwa masyarakat yang memberikan suaranya diharapkan berasal dari kalangan masyarakat yang telah memiliki tingkat kematangan berpikir yang cukup.

Kaum milenial yang dimaksud dalam artikel ini adalah masyarakat yang lahir tahun 1980 sampai 2000 atau sekitar 17 sampai 35 tahun, menurut data dari Poltreking Indonesia bahwa setidaknya ada 40% Pemilih Milenial (sumber), namun tahun ini diperkirakan partisipasi pemilih Milenial mencapai 76%-77% jumlah ini cukup besar dibanding pemilih dari rentang usia lainnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa meraup suara kaum milenial merupakan strategi yang sangat ampuh untuk memenangkan bursa pilpres tahun 2019 mendatang, namun hal ini tidak semudah membalikkan telapak kaki, karena mayoritas kaum milenial ini ada pada usia 17 -- 30 tahun, usia ini adalah usia kritis para pemuda dimana rasionalitas  suatu ideologi sangat dipertanyakan dibanding personalitas suatu tokoh agar menjadi idola kaum ini.

Jauh sebelum mendaftarkan diri menjadi calon Presiden Republik Indonesia Prabowo subianto yang merupakan Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra telah menjadi sosok yang dikagumi oleh kaum milenial, hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya:

Pertama yaitu aspek penggunaan media internet, Pengguna internet di Indonesia menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) tahun 2017 bahwa setidaknya 49,52% pengguna internet adalah kaum milenial, jadi media ini sangat cocok untuk meyakinkan setidaknya separuh dari keseluruhan kaum milenial di seluruh Indonesia.

Hampir semua tokoh politik yang besar di Indonesia memiliki akun resmi mereka masing masing, begitu juga Prabowo Subianto, dilihat dari media sosial mainstream yaitu Facebook akun Prabowo Subianto memiliki jumlah penggemar sebanyak 9.643.512 sumberdiakses (31/08/18), jumlah ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan akun resmi milik Presiden RI ke-7 yakni Joko Widodo yaitu sebanyak 8.501.343 sumber diakses (31/08/18), artinya ada sekitar 1.142.169 selisihnya. 

Sedangkan diketahui bahwa apa yang diperbincangkan oleh netizen yang menyangkut dukungan tokoh idolanya merupakan sesuatu yang sangat sensitif bukan hanya di media tapi juga berdampak besar di kehidupan nyata.

Selanjutnya yang kedua adalah dari segi partisipasi seorang Prabowo Subianto dalam memajukan para pemuda yaitu membina berbagai organisasi seperti IPSI (Ikatan Pecat Silat Indonesia) keberhasilannya dapat dilihat dari raihan medali emas Indonesia terbanyak dari semua cabor yaitu 14 medali dari 30 keseluruhan medali emas yang diperoleh hingga hari ini 31/08/2018, kemudian TIDAR (Tunas Indonesia Raya) yang merupakan sayap Partai Gerakan Indonesia Raya dimana Organisasi ini diisi oleh para pemuda seluruh Indonesia dengan jumlah puluhan ribu secara keseluruhan.

Kemudian kader Gerindra Masa Depan (GMD) yang direkrut dari para sarjana muda terbaik di seluruh Indonesia dengan maksud membina kedisiplinan, jiwa kepemimpinan, politik dan banyak lagi pembekalan ilmu dan keterampilan yang diajarkan untuk anak bangsa agar menjadi pemimpin yang jujur, amanah, disiplin, berani dan setia serta bertaqwa kepada tuhan YME.

Jumlah kader ini hanya mencapai ribuan tersebar di semua provinsi di Indonesia namun tidak dapat diremehkan pasalnya salah satu syarat untuk lulus dari pengkaderan GMD adalah mampu melakukan penggalangan massa secara aktif di segala lini dan dalam kondisi  apapun, dan banyak lagi organisasi lokal pemuda binaan Prabowo Subianto.

Kemudian alasan ketiga yaitu kebanyakan tokoh masyarakat yang menjadi panutan para kaum milenial turut menuangkan pemikiran dan gerakannya yang dapat mendukung Prabowo Subianto untuk menggantikan Joko Widodo pada pilres 2019 yang akan datang contohnya Rocky Gerung, Ustadz Abdul Somad, Ahmad Dhani dan masih banyak lagi.

Belakangan ini marak terjadi tindakan persekusi terhadap warga yang berkumpul untuk menyatakan pendapat agar 2019 nantinya indonesia dapat mengganti Presiden dalam Pilpres secara konstitusional di berbagai tempat contohnya di surabaya.

Melihat hal ini kaum milenial tentu tidak akan tinggal diam melihat ada orang yang melakukan tindakan kekerasan sepihak tanpa ditahan oleh pihak yang berwajib, tindakan ini dapat dikenakan pasal 368, penganiayaan 351, pengeroyokan 170 dan lain-lain, berbagai video yang diunggah oleh netizen turut memberikan simpati kepada para korban persekusi dan sebagian mengecam aksi kekerasan terhadap masyarakat yang tidak mendukung ganti presiden namun melakukan kekerasan.

sekian dulu tulisan saya kali ini, wassalam.

Janji Jokowi Belum Terealisasi, Prabowo-Sandi Jadi Solusi?

Janji Jokowi Belum Terealisasi, Prabowo-Sandi Jadi Solusi?
Sumber: Liputan6.com 
 
 

Pendaftaran capres dan cawapres 2019 telah berakhir, ajang pemilihan pemimpin NKRI untuk periode 2019 -- 2024 hanya menggiring dua calon presiden dan wakil presiden yakni petahana Joko Widodo -- Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto -- Sandiaga Uno, Presiden petahana Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi ini telah menjabat 4 tahun kurang 2 bulan, tentu telah memasuki fase akhir pemerintahan periode saat ini dan yang paling pelik untuk diperbincangkan adalah apa saja prestasi beliau selama menjabat sebagai presiden RI ke-7.

Banyak artikel yang menuliskan tentang berbagai capaian pemerintah di era Jokowi-JK ini, diantaranya perkembangan infrastruktur dan berbagai alasan pemotongan subsidi yang dikatakan tidak tepat sasaran, namun ketika dilihat dari sudut pandang yang lain pembangunan infrastruktur tidak sepenuhnya adalah ide besutan pemerintah saat ini namun merupakan warisan dari pemerintahan SBY contohnya berbagai pembangunan baru puluhan bandara, jalur kereta api, pelabuhan serta jalan tol yang diresmikan oleh Jokowi ternyata pembangunannya adalah di era pemerintahan sebelumnya datanya bisa dilihat disini .

Selain dari sederet peresmian pembangunan oleh Jokowi, masyarakat tentunya menunggu janji-janji yang dilontarkan beliau sebelum menjabat sebagai Presiden RI ke-7, saya telah mengumpulkan data yang menurut saya sangat penting beberapa diantaranya :

  • Besarkan pertamina mengalahkan petronas,
    namun, melalui surat yang beredar tertanggal 29 Juni 2018, Pertamina akan melakukan share down aset-aset hulu selektif dan spin off bisnis RU IV Cilacap dan Unit Bisnis RU V Balikpapan 3. Langkah ini telah mendapat lampu hijau dari Menteri BUMN, Rini Soemarno. Yang artinya secara kasat mata memang pertamina berpotensi untuk besar namun sangat berpotensi menjadi indosat kedua (Sumber).
  • Swasembada pangan.
    seperti yang kita ketahui bahwa hingga saat ini Indonesia masih melakukan impor besar-besaran berbagai bahan pangan termasuk beras dengan alasan ingin mengendalikan harga pasar namun yang terjadi adalah kenaikan harga yang tidak beragam serta masih mencekit rakyat kalangan bawah, datanya disini.
  • Janji cetak 10 juta lapangan kerja.
    sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa negara kita diserbu oleh tenaga kerja asing yang Unlabored Skill yang artinya tenaga kerja buruh dalam negeri telah digantikan oleh pekerja dari luar, sedangkan para buruh banyak yang di PHK, datanya ada disini.
  • Memberantas mafia energi
    Selama ini praktek mafia migas bebas berkeliaran di kementerian akibat lemahnya pengawasan. Jokowi mengungkapkan bahwa manajemen migas sering lengah oleh praktek para mafia migas, datanya ada disini.
  • Janji tidak akan menghapus Subsidi BBM.
    sepertinya hal ini tidak perlu pembahasan panjang lebar karena sudah menjadi diskusi publik, banyaknya rakyat kecil yang mengeluhkan dipangkasnya subsidi BBM yang alasannya tidak tepat sasaran namun rakyat kecil lah yang paling merasakan, disisi lain pembangunan jalan tol yang makin marak yang sama sekali tidak dirasakan oleh rakyat kecil.
  • Rasio Elektrifikasi 100%
    pemerataan akses kelistrikan untuk seluruh masyarakat juga termasuk janji Jokowi namun Saat ini baru ada 14 provinsi di Indonesia yang telah memiliki rasio elektrifikasi diatas 60%. Ke-14 provinsi tersebut adalah NAD (76,98%), Sumut (69,68%), Sumbar (69,37%), Babel (72,88%), Banten (63,90%), Jakarta (100%), Jabar (67,40%), Jateng (71,24%), DIY (84,48%), Jatim (71,55%), Bali (74,98%), Kaltim (68,56%), Kalsel (72,29%), dan Sulut (66,87%) (sumber).

data diatas hanya beberapa gambaran bahwa janji kampanye Jokowi-jk tidak berhasil selama hampir 4 tahun pemerintahan, selain itu pembangunan infrastruktur yang diagung-agungkan oleh pendukung Jokowi ini bahkan tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 7% namun hingga saat ini masih belum beranjak dari angka 5%, hal ini penulis rasa memang harus mengandalkan hutang untuk membiayai sejumlah pembangunan yang terkesan dipaksakan. bahkan yang lebih parahnya lagi, Joko Widodo yang menjabat sebagai presiden RI ke 7 ini merupakan Presiden pertama yang divonis bersalah oleh Pengadilan Tinggi palangkaraya terkait kasus melaewan hukum pada kebakaran hutan dan lahan (Korhutla) (sumber).

Terlepas dari calon presiden dua periode, juga ada sang penantang yang tidak baru lagi di mata rakyat Indonesia yaitu Prabowo Subianto dan cawapresnya yaitu Sandiaga Salahuddin Uno, namun masih banyak yang mempertanyakan apakah mereka adalah solusi dari segala permasalahan yang menimpa rakyat Indonesia.

Prabowo subianto secara sekilas merupakan seorang pensiunan jenderal yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata dari jenderal lainnya, beliau diakui memiliki kecakapan dibidang lain diantaranya politik, pergerakan, dan ekonomi, beberapa organisasi yang dipimpin diantaranya IPSI (Ikatan Pencat Silat Indonesia), HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia), partai Gerindra dan Berbagai Sayap Partai yang kesemuanya terbilang berhasil memberikan kesejahteraan bagi anggota dan rakyat banyak.

Sedang Sandiaga Salahuddin Uno lebih dikenal dengan sosok Pengusaha dan Ahli ekonomi pasalnya beliau juga memiliki kecerdasan diatas rata-rata pasalnya riwayat pendidikan beliau dari Universitas George Washington, Amerika Serikat, Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00, sandiaga uno meraih keberhasilan yang tidak instan pasalnya beliau juga sempat merasakan kebangkrutan sampai harus pinjam uang karena krisis tahun 97, Dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia tahun 2018, Sandi berada di posisi 85 dengan taksiran kekayaan USD 300 juta atau sekitar Rp Rp 4,3 triliun, beliau mengaku terjun di dunia politik bukan karena jabatan atau harga namun ingin berbagi kesejahteraan dengan rakyat banyak terutama hal mendasar yang menjadi problematika rakyat kecil yaitu harga pangan yang terus melonjak serta kebocoran uang negara yang kian tahun kian melebar, menurut sumber yang mengatakan bahwa ada kebocoran uang negara senilai Rp. 1.000 Triliun, menurut pendapat beberapa ahli bahwa memang yang dapat menanggulangi hal tersebut adalah selain ahli ekonomi harus pula merupakan orang yang berani, pasalnya secerdas and se-ikhlas apapun seorang pemimpin tapi jika masih dapat di intervensi pasti hasilnya juga tidak baik.

Kenapa koalisi ini menjadi solusi? Jawabannya simple, selama ini rakyat Indonesia menjadi korban para koruptor yang dibawahi oleh banyak payung partai, namun kita selalu disuguhkan dengan pertunjukan menarik dari presiden yang juga merupakan pengurus/anggota partai politik (bukan ketua), selama ini KPK bekerja mati-matian namun yang dapat diungkap belum sampai kepada kebocoran Rp. 1000 triliun tadi, jadi Indonesia membutuhkan pemimpin yang cerdas, bebas dari intervensi, berani mengambil keputusan dan ahli dalam segala bidang, prabowo Subianto tidak diragukan lagi sebagai seorang yang berani dan jujur, beliau beberapa kali difitnah dan dilengserkan oleh orang yang takut pada beliau karena Prabowo dianggap terlalu banyak tau tentang penghianatan para oligarki di negeri ini, keikhlasan beliau teruji dengan tidak balik menyerang orang yang melakukan fitnah tak beralasan kapada dirinya, selain itu berbagai organisasi binaannya telah berhasil menuai banyak prestasi contohnya Partai Gerindra yang diakui sebagai partai baru dengan perkembangan tercepat dan laporan keuangan paling transparan di Indonesia (sumber), lalu IPSI yang baru-baru ini menuaikan prestasinya merebut 8 medali emas dalam sehari pada laga Asian Games 2018 kemarin (27/08/18).

Sementara itu seorang Sandiaga Uno tidak dapat lagi diragukan kecerdasan dan keahliannya dalam hal penanganan perekonomian dengan melihat dari rekam jejak karier dan prestasinya di bidang ekonomi (sumber), sebagai Gubernur DKI Jakarta juga banyak menorehkan prestasi walau menjabat kurang lebih setahun (sumber) semua dilakukan hanya dalam 100 hari kerja, bahkan dalam forum diskusi pun para netizen membandingkan prestasi Jokowi-Ahok dan Anies-Sandi saat menjabat 100 hari kerja Gubernur dan Waakil Gubernur DKI Jakarta (Sumber).

Belum memasuki masa kampanye Capres dan Cawapres RI namun BlackCampaign yang lebih mencolok datang dari pihak pendukung Presiden petahana Joko Widodo yang menyerang aspek pribadi Prabowo Subianto, baik isu SARA dan persoalan pribadi lainnya, menurut saya pihak yang menyerang urusan pribadi berarti tidak dapat menemukan kekurangan dari prestasi orang lain, berbeda jika dibandingkan dengan pendukung Prabowo yang lebih kepada mengungkapkan fakta tentang pemerintahan sekarang dan prestasi Prabowo Subianto, itulah yang disebut negative dan positif Campaign bukan BlackCampaign (Hoax).

Namun mari kita sama-sama menantikan Program kerja dan visi-misi calon Presiden baru RI ke 8 nantinya, semua keputusan diserahkan kembali kepada rakyat mana yang cocok untuk memimpin Indonesia 5 tahun kedepan.

Siapa Pendukung Prabowo?

Siapa Pendukung Prabowo?
Dukungan Prabowo (panrita.news) 
 
 

Tidak sedikit pertanyaan yang dilontarkan masyarakat baik di media sosial maupun secara langsung yaitu mengapa seorang tokoh masyarakat sekaliber Prabowo jarang diliput oleh media pertelevisian? Padahal tidak sedikit dari rakyat yang berkeinginan mengetahui lebih dalam sosok beliau, mulai dari kegiatan sehari-harinya sampai pekerjaannya, bukankah tokoh-tokoh lain selalu diliput pewarta? Jangankan kegiatan publiknya, bahkan sampai beli sepatu pun diliput media.

Perlu dipahami bahwa perusahaan media juga memiliki kepentingan, mulai dari kepentingan politik sampai kepentingan bisnis, contohnya MNC Tv, RCTI, GlobalTV dan Inews adalah milik MNC Group yang dipimpin oleh Hary Tanoesoedibjo sekaligus Ketua Umum partai Perindo, kamudian ada MetroTV dipimpin oleh Surya Paloh yang juga sebagai Ketua Umum Partai Nasdem dan masih banyak lagi oligarki-oligarki media yang ikut berpolitik di negeri ini.

Prabowo Subianto merupakan tokoh masyarakat, ada yang mengatakan beliau adalah tokoh politik, tokoh militer, tokoh sosial dan tokoh entrepreneur. Sebagai seorang tokoh tentunya Prabowo memiliki pendukungnya sendiri, diluar dari populernya beliau di media pertelevisian dalam negeri namun para pendukungnya tetap memandang beliau sebagai tokoh yang bersih bukan karena fanatik tapi memang dari cita-cita dan kemampuan beliau yang dipandang oleh rakyat.

Kali ini kita akan membahas tentang para pendukung Prabowo sebagai penyemangat beliau maju dalam bursa Pilpres 2019, kita mulai dari Masyarakat secara umum, para pendukung Prabowo ini merupakan yang terbanyak, pasalnya mereka yang melihat banyaknya ketimpangan yang terjadi di dalam negeri mulai dari harga sembako naik drastis tidak sama dengan priode sebelumnya, di kalangan petani yang sering di keluhkan adalah harga pupuk yang mahal, walaupun ada subsidi namun terus terusan di pangkas apalagi harga jualnya juga terbilang rendah dibanding priode sebelumnya dan banyak lagi.

Kebanyakan dari mereka hanya meraba-raba sosok dari Prabowo Subianto namun tetap mendukung beliau dengan pertimbangan bahwa beliau ahli strategi karena berasal dari Militer apalagi nama militer dari kalangan masyarakat sangatlah harus karena mereka berkorban demi kepentingan bangsa dan negara agar rakyatnya bisa makan dan tidur dengan tenang.

Elektabilitas beliau di bidang pertanian juga terbilang popular karena beliau merupakan pemerhati petani dan pedagang terbukti dengan beliau terpilih menjadi ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) dan ketua APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia).  

Kemudian para pendukung aktif atau disebut juga relawan Prabowo Subianto ini kebanyakan berasal dari kalangan pemuda, mahasiswa, rakyat pekerja dan pebisnis. Kelompok ini terbagi lagi beberapa kelompok tergantung keahlian dan bidangnya masing-masing, contohnya kelompok buruh kebanyakan mendukung Prabowo apalagi Prabowo Subianto satu-satunya calon presiden yang telah menandatangani perjanjian dengan para buruh. 

Selanjutnya pebisnis lokal, kelompok ini terdiri dari beberapa pebisnis lokal yang merasakan adanya ketidak adilan dalam kesempatan perkembangan bisnis dalam negeri pasalnya banyaknya perusahaan asing yang memiliki kemudahan membuka lahan bisnis di Indonesia dan Prabowo adalah satu-satunya calon presiden yang berjanji akan menutup kebocoran ekonomi negara termasuk system perkreditan yang sangat susah bagi pengusaha kecil menengah hingga atas yang harus mengandalkan pinjaman luar negeri hingga keuntungannya pun dilimpahkan diluar negeri yang kemudian disebut oleh Prabowo “Net Outflow of National Wealth”.

Selanjutnya dari kalangan mahasiswa atau kalangan intelektual ada banyak kelompok contohnya himpunan atau pergerakan mahasiswa non-partai serta beberapa kelompok pecinta alam sangat mengagumi sosok beliau dikarenakan prabowo juga termasuk pecinta alam yang merupakan teman baik dari Soe-Hok Gie serta beliau yang mengangkat nama Indonesia menjadi pendaki pertama mount Everes se-Asean.

Selain itu ada pula beberapa Koalisi mahasiswa termasuk koalisi Mahasiswa Yogyakarta yang pernah melakukan deklarasi secara terang-terangan hingga memicu bentrok dengan timses Jokowi beberapa tahun lalu,selanjutnya beberapa LSM seperti pada tahun 2014 yaitu FPI dan Pemuda Pancasila juga menyatakan dukungannya, lalu berikutnya mantan aktivis 98, tidak sedikit perbincangan di media sosial tentang mereka yang menyatakan dirinya mantan aktivis tahun 1998.

Namun kebanyakan dari mereka mendukung prabowo karena apa yang mereka alami di tahun 1998 mereka tahu persis keadaan masa itu dan yang disangkakan oleh orang lain tentang Prabowo subianto kebanyakan memelintir, bahkan ada diantaranya merupakan pengurus Partai Gerindra dan ikut mendukung beliau.

Selanjutnya para pendukung di lingkaran prabowo, pendukung jenis ini kebanyakan yang paling dekat dengan Prabowo Subianto, hampir setiap deklarasi beliau mereka hadiri, para pendukung ini berharap banyak dengan visi-misi beliau untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia, menjadikan Indonesia Macan Asia dan lain-lain.

Mereka juga ada beberapa kelompok, diantaranya GM-FKPPI yang merupakan putra-putri Polri ini mendukung prabowo karena sangat mengecam adanya politik uang serta keyakinan mereka bahwa Indonesia akan jaya jika dipimpin oleh sosok mantan ABRI, selanjutnya ada kelompok GRIB (Gerakan Indonesia Baru) bisa dilihat dari dukungannya 2014 lalu, aksi mereka meliputi urusan hukum dan birokrasi pemerintahan, kemudian salahsatu pendukung yang menamai dirinya Brigade 08, gerakan mereka terbilang sangat aktif terutama di pulau jawa untuk menyuarakan ketidakadilan pemerintah dan MK, sekedar informasi nomor 08 merupakan nama lain dari Prabowo Subianto yang juga sebagai Denjen Kopassus ke 08.

Selanjutnya pendukung yang berasal dari kader Partai Gerindra, ada beberapa kelompok juga tergantung dari masa baktinya, kelompok pertama adalah kader gerindra yang telah menjadi pengurus partai dan anggota dewan baik Kabupaten, Propinsi dan Pusat yang juga tidak bisa duragukan kemampuannya dalam mendulang suara dan meyakinkan rakyat, selanjutnya beberapa sayap partai di berbagai bidang yaitu Gardu Prabowo (Gerakan Rakyat Dukung Prabowo), TIDAR (Tunas Indonesia Raya), PIRA (Perempuan Indonesia Raya), GEMIRA (Gerakan Muslim Indonesia Raya), KIRA (Kristen Indonesia Raya), SEGARA (Sentral Gerakan Buruh Indonesia Raya), PETIR (Persatuan Tionghoa Indonesia Raya), SATRIA (Satuan Relawan Indonesia Raya), KESIRA (Kesehatan Indonesia Raya), GEMA SADHANA (Gerakan Masyarakat Sanathana Dharma Nusantara), BGM (Barisan Garuda Muda), GMI (Garuda Muda Indonesia). Sayap partai tersebut terbagi berdasarkan bidang kegiatannya masing-masing.

Selanjutnya masih kader Partai Gerindra yaitu SPD (Sarjana Penggerak Desa) dan GMD (Gerindra Masa Depan), keduanya merupakan kader yang menempuh pelatihan ekstra dibanding kader lain, pasalnya mereka dilatih dan dididik dri bibit unggul para sarjana di seluruh Indonesia bukan hanya seminggu namun hitungan bulanan, pelatihan mereka meliputi kedisiplinan, kejujuran, etika, dll, serta mengenyam banyak pendidikan diantaranya pendidikan Politik, Sejarah, hukum dll. Pelatihan mereka pun di kendalikan dan dibekali langsung oleh Prabowo Subianto dan pengurus Partai Gerindra sehingga diharapkan menghasilkan output yang jujur, disiplin, amanah, dan cerdas sebagai calon pemimpin dimasa depan.

Bukan hanya kalangan politik kepentingan namun banyak juga pendukung yang berasal dari kalangan Ulama, seperti yang telah diketahui bahwa kekuatan tokoh ulama sangat berpengaruh di Indonesia pasalnya sekitar 86% penduduk indonesia adalah muslim, namun belum berarti semuanya akan ikut siapa yang didukung para ulama untuk memimpin negara ini tapi besar kemungkinan hal ini akan berpengaruh, beberapa ulama berpendapat bahwa sosok Prabowo Subianto merupakan orang jujur dan amanah seperti yang dikatakan oleh Alm. KH. Abdurrachman Wahid selaku ulama Ahlussunnah Wal jamaah juga mantan Presiden Republik Indonesia ke 4.

Demikian pembahasan saya semoga dapat dijadikan rujukan, mungkin singkat dan masih banyak yang tidak saya sebutkan namun akan dikembangkan selanjutnya dalam forum ataupun media sosial.

Terimakasih, salam  damai.

Jokowi Mengakui Perekonomian Indonesia Tidak Baik-baik Saja

Jokowi Mengakui Perekonomian Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Selama beberapa bulan terakhir pidato-pidato Jokowi selalu menyanjung devisit keuangan negara serta menepis segala isu-isu yang mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam krisis ekonomi walau apapun buktinya, beliau selalu punya data dari menteri-menterinya, baik alasan kenapa rupiah melemah, kemiskinan bertambah, harga bahan pokok naik, harga minyak naik dan lain sebagainya.

Namun sesuatu yang mengejutkan beliau lontarkan sendiri seusai pertemuan dengan para kepala daerah di istana bogor (26/7), Presiden Republik Indonesia ke-7 ini menyatakan bahwa memang ada masalah yang fundamental pada system perekonomian Indonesia yang harus dibenahi serta sangat berpengaruh terhadap gejolak perekonomian negara secara internasional.

Masalah yang dimaksud Joko Widodo tersebut adalah masalah Defisit Transaksi Berjalan dan Defisit Perdagangan, pasalnya beliau baru menyadari bahwa uang para pengusaha di Indonesia tidak tinggal di Indonesia namun di titipkan di negara lain, menurut pernyataan menteri keuangan yang lalu dikutip dari sumberbahwa potensi Uang Indonesia yang beredar di luar negeri sebesar Rp. 11.000 triliun yang juga nilainya sama dengan 5X lebih besar dari APBN kita saat ini dan hampir sama dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) kita.

"kalau persoalan fundamental ini kita perbaiki, kita akan menuju kepada negara yang tidak terpengaruh oleh gejolak ekonomi dunia" kata Jokowi dalam acara pembukaan rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi, di grand sahid hotel, Jakarta Pusat, Kamis, (26/7/2016). Jika diamati perkataan beliau juga secara tidak langsung Jokowi mengatakan bahwa persoalan fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Padahal beberapa bulan yang lalu tepatnya Januari kemarin dikutip dari RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) pada  Dokumen Capaian Paruh Waktu 2015-2019 bahwa target pertumbuhan ekonomi naik dari tahun 2018 menuju 2019 sebesar 8% padahal nyatanya pertumbuhan ekonomi hanya mencapai rata-rata 5% saja dikutip dari (politik.Rmol.com, 18/3/2018) ini menandakan bahwa rezim seakan tidak terima dengan kinerja mereka namun belakangan baru mengakui bahwa adanya masalah Fundamental pada mazhab perekonomian Indonesia.

Padahal Prabowo Subianto sebagai Oposisi dari pemerintahan Jokowi  telah berkali-kali memperingatkan dalam pidatonya bahwa keadaan ekonomi di Indonesia tidak baik-baik saja, terjadi kebocoran dimana-mana, kekayaan kita mengalir keluar atau biasa beliau sebut dengan "Net Outflow Of National Whealth", namun entah kenapa Prabowo Subianto hanya dikatakan nyinyir tanpa solusi, apakah memang rezim menutup mata akan hal ini ? ataukah karena sudah terlalu benci dengan sosok Prabowo Subianto sehingga peringatan beliau tidak didengar.

Keluar dari perdebatan siapa yang salah dan siapa yang benar kita sebagai rakyat Indonesia harusnya menyadari bahwa ketika ada yang memberi kritik ataupun peringatan berarti masih ada niat baik dari orang lain untuk melihat kita baik, dan yang namanya kebaikan jangan dilihat sumbernya, jangan hanya karena berbeda pandangan namun kita menyalahkan orang lain dan tidak mau menerima kritik.

Kamis, 02 Agustus 2018

Swasembada Pangan? hanya Janji


    keberhasilan suatu negara masih belum ada tolak ukur yang pasti, namun ada satu indikasi yang bersifat universal bagi seluruh negara yaitu Swasembada baik itu swasembada pangan, produksi, teknologi dan lain sebagainya tergantung sumberdaya yang terdapat pada negara tersebut. Sebagai negara tropis dan kaya akan sumberdaya alam-nya, Indonesia sudah sepatutnya berdiri di kaki sendiri dalam hal ketahanan agrikultur dan kebutuhan pangan sehari-hari rakyat.
    Pangan ini adalah masalah hidup dan mati suatu makhluk hidup, suatu bangsa bisa bertahan hidup tanpa kendaraan tanpa telekomunikasi dan lain-lain namun tanpa makan saya rasa tidak ada yg dapat bertahan, menurut data sepertiga dari dunia adalah ngara tropis dan Indonesia menempati sepertiga dari kawasan tropis tersebut dan merupakan negara yang memiliki zona tropis terpanjang kedua setelah Brazil. di indonesia kita bisa panen padi sebanyak 3 kali setahun sedangkan di negara tropis lain tidak apalagi negara-negara temperate, negara yang non-tropis hanya bisa sekali karena memiliki 6 bulan musim dingin.
    Indonesia pernah swasembada pangan di era soeharto tepatnya pada tahun 1985 indonesia sama sekali tidak melakukan Import bahan pokok pangan, menurut penuturan Prabowo Subianto sangat optimis indonesia akan swasembada pangan namun hal itu hanya akan terjadi apabila yang memimpin indonesia merupakan orang yang berani dan bersih toh semua kebijakan terkait pertanian bisa dibuatnya apalagi terkait import bahan pangan.
    Namun lain hal-nya yang dikatakan oleh menteri pertanian pada media online yang saya kutipdisini: mentan: indonesia swasembada pangan. bahwa swasembada telah memasuki tahun ketiga, pasalnya dikatakan bahwa sejak tahun 2016 indonesia sudah swasembada pangan di sektor padi dan jagung namun nemurut data BPS yang saya dapat hingga akhir tahun 2017 kita masih Import bahan pangan
    Melihat data diatas maka belum bisa dikatakan kita swasembada beras, namun alasan nya adalah untuk menekan harga kenaikan beras di indonesia, fakta dilapangan tidak seperti itu, malah yang dipaksa turun adalah harga jual beras dari petani ke tengkulak, inilah yang sering di keluhkan oleh petani di indonesia.
    Terlepas dari apa yang dirasakan oleh para petani di indonesia di awal tahun 2018 kemarin indonesia import beras 500.000 ton. nah yang paling menarik adalah komentar dari Ombudsman bisa dilihat disinibahwa hal yang dilakukan pemerintah telah menyelahi aturan pasalnya penunjukan PT. PPI sebagai pengimport beras yang harusnya dilakukan oleh Perum Bulog, hal ini melanggar perpres No. 48/2016 pasal 2 ayat 3. 

Manuver Cantik Jenderal, Koalisi Prabowo Makin Kuat


Kurang dua minggu lagi pendaftaran Capres dan Cawapres untuk bertarung di Pilres 2019 akan ditutup, semakin dekat semakin jelas siapa yang akan jadi pemeran utama pada Pilres nantinya, hingga saat ini hanya ada dua tokoh yang bisa dipastikan maju sebagai kandidat di Pilpres 2019 yakni raja dari istana negara saat ini Joko Widodo dan sang Penantang pejuang Indonesia Raya Prabowo Subianto.
Kedua kubuh telah merencanakan strateginya masing-masing dan sekarang sedang berusaha mendulang koalisi agar lebih besar kemungkinan mereka dapat memenangkan pertarungan Pemilihan Presiden oleh rakyat Indonesia. Bukan hanya Elektabilitas dan visi-misi suatu tokoh yang menjadi kekuatan pada pertarungan ini tapi Koalisi yang terbangun juga akan sangat mempengaruhi berbagai variable kemungkinan berhasil atau tidaknya usungan mereka untuk meraih gelar Presiden Republik Indonesia.
Berdasarkan penuturan para politisi PDIP dan HANURA kubuh koalisi Joko Widodo telah mengantongi nama yang akan diusungnya menjadi cawapres serta diharapkan koalisi partai yang telah terbentuk untuk mengusung Joko Widodo tetap Presiden mereka harapkan tidak akan berubah, jadi saya tidak akan mengupas panjang lebar tentang itu namun yang menurut saya seru untuk di kupas yaitu keputusan SBY sebagai Ketum Partai Demokrat yang mendukung sepenuhnya Prabowo Subianto maju sebagai calon Presiden RI tanpa ada desakan sama sekali dari pihak PD untuk siapa cawapresnya, namun saya juga tidak akan mengulas lebih dalam tentang itu, yang ingin saya kupas disini adalah manuver para jenderal dalam pertarungan Pilpres 2019.
    Siapa yang tak kenal sosok prabowo subianto sebagai mantan Jenderal TNI-AD yang kiprahnya di dunia militer sangat cemerlang, Prabowo sebelumnya telah mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2014 silam namun takdir berkata lain, mungkin belum saatnya, akan tetapi menariknya pada pilpres 2014 yang lalu selisih suara Prabowo-Hatta dan Jokowi JK hanya 8 Juta suara, melihat situasi negara yang menurut Prabowo semakin terpuruk di era kepemimpinan Jokowi ini apalagi dengan semangat masyarakat akan dukungan tahun 2014 silam Prabowo bersemangat akan maju dan percaya akan di beri amanah oleh rakyat Indonesia untuk memimpin selama lima tahun kedepan.
    Keseruannya berlanjut ketika Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Jenderal Purn. Telah menyatakan dukungannya untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres 2019, diketahui SBY yang juga mantan presiden Republik Indonesia dua periode bertuntun ini juga dikenal sebagai seorang jenderal yang sangat cerdas, kecerdasannya terbukti dengan duduknya ia sebagai presiden selama dua periode, beliau boleh dikatan orang yang bisa melihat peluang dan menentukan strategi sebagaimana juga diketahui sederet prestasi yang telah ditorehkan di Indonesia diantaranya pembangunan infrastruktur 293 waduk, 1221 bendungan embung dan 7,29 juta hektar irigasi kemudian di bidang perekonomian masuk dalam kekuatan G-20 Negara dengan Perekonomian Terkuat Dunia 2009 (periode pertama) kemudian PDB yang sebelumnya hanya 2 ribu Triliun naik menjadi 10 ribu Triliun serta pendapatan per-kapita rakyat naik hamper 4 kali lipat dan banyak lagi lihat sumber.
    Nah berdasarkan beberapa survey yang saya lihat juga tidak sedikit diantaranya menyetakan kepuasan terhadap kinerja SBY dibanding pemerintahan sekarang, jadi boleh dikatakan bahwa koalisi SBY dengan Prabowo merupakan kekuatan yang tak dapat diremehkan lagi.
    Yang menambah keseruan dari judul yang saya angkat adalah selain Prabowo dan SBY, nama Jenderal Gatot juga disebut akan bergabung pada Koalisi tersebut, seorang Gatot Nurmantyo juga memiliki amunisi yang lumayan besar dari pendukungnya bahkan sudah ada yang mencanangkan beliau maju sebagai Capres 2019 serta dukungan beberapa relawan-relawan Gatot yang sedianya juga akan legowo menerima keputusan beliau untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi Presiden 2019 sekiranya Gatot bergabung dalam koalisi.
    Ada yang bilang ini merupakan pertandingan ulang 2014 yaitu Jokowi vs Prabowo ada pula yang mengatakan ini adalah pertandingan para sepuh Megawati vs SBY, diluar dari opsi mana yang benar dan perbandingan kekuatan mereka, keduanya sama-sama memiliki peluang yang besar, Jokowi sebagai petahana dan juga sebagai Petugas Partai yang di ketuai oleh Megawati, masih memiliki kekuatan sebagai Presiden, di sisi lain Prabowo juga masih mengandalkan suara rakyat yang setuju akan banyaknya ketimpangan di Negeri ini dan dibackup beberapa Jenderal serta persatuan para ulama di indonesia yang merasa gerah dengan rezim sekarang, namun semuanya kembali kepada rakyat Indonesia siapa yang menurut rakyat paling pantas memimpin Indonesia selama 5 tahun kedepan. 
    Nah mungkin ringkas dulu ulasan saya kali ini dikarenakan banyak hal yang ingin saya kupas tapi sekarang masih sedang ditunggu datanya, jadi kita sabar dulu menunggu kejutan kejutan baru dari Koalisi 2019GantiPresiden ini.
Terimakasih, Wassalam.

Jokowi Mengakui Perekonomian Indonesia Tidak Baik-baik Saja



Selama beberapa bulan terakhir pidato-pidato Jokowi selalu menyanjung devisit keuangan negara serta menepis segala isu-isu yang mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam krisis ekonomi walau apapun buktinya, beliau selalu punya data dari menteri-menterinya, baik alasan kenapa rupiah melemah, kemiskinan bertambah, harga bahan pokok naik, harga minyak naik dan lain sebagainya.
Namun sesuatu yang mengejutkan beliau lontarkan sendiri seusai pertemuan dengan para kepala daerah di istana bogor (26/7), Presiden Republik Indonesia ke-7 ini menyatakan bahwa memang ada masalah yang fundamental pada system perekonomian Indonesia yang harus dibenahi serta sangat berpengaruh terhadap gejolak perekonomian negara secara internasional.
Masalah yang dimaksud Joko Widodo tersebut adalah masalah Defisit Transaksi Berjalan dan Defisit Perdagangan, pasalnya beliau baru menyadari bahwa uang para pengusaha di Indonesia tidak tinggal di Indonesia namun di titipkan di negara lain, menurut pernyataan menteri keuangan yang lalu dikutip (Tempo.com, 5/4/2016) bahwa potensi Uang Indonesia yang beredar di luar negeri sebesar Rp. 11.400 triliun yang juga nilainya sama dengan 5X lebih besar dari APBN kita saat ini dan kurang lebih sama dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) kita.
“kalau persoalan fundamental ini kita perbaiki, kita akan menuju kepada negara yang tidak terpengaruh oleh gejolak ekonomi dunia” kata Jokowi dalam acara pembukaan rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi, di grand sahid hotel, Jakarta Pusat, Kamis, (26/7/2016). Jika diamati perkataan beliau juga secara tidak langsung Jokowi mengatakan bahwa persoalan fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Padahal beberapa bulan yang lalu tepatnya Januari kemarin dikutip dari RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) pada  Dokumen Capaian Paruh Waktu 2015-2019 bahwa target pertumbuhan ekonomi naik dari tahun 2018 menuju 2019 sebesar 8% padahal nyatanya pertumbuhan ekonomi hanya mencapai rata-rata 5% saja dikutip dari (politik.Rmol.com, 18/3/2018) ini menandakan bahwa rezim seakan tidak terima dengan kinerja mereka namun belakangan baru mengakui bahwa adanya masalah Fundamental pada mazhab perekonomian Indonesia.
Padahal Prabowo Subianto sebagai Oposisi dari pemerintahan Jokowi  telah berkali-kali memperingatkan dalam pidatonya bahwa keadaan ekonomi di Indonesia tidak baik-baik saja, terjadi kebocoran dimana-mana, kekayaan kita mengalir keluar atau biasa beliau sebut dengan “Net Outflow Of National Whealth”, namun entah kenapa Prabowo Subianto hanya dikatakan nyinyir tanpa solusi, apakah memang rezim menutup mata akan hal ini ? ataukah karena sudah terlalu benci dengan sosok Prabowo Subianto sehingga peringatan beliau tidak didengar.
Keluar dari perdebatan siapa yang salah dan siapa yang benar kita sebagai rakyat Indonesia harusnya menyadari bahwa ketika ada yang memberi kritik ataupun peringatan berarti masih ada niat baik dari orang lain untuk melihat kita baik, dan yang namanya kebaikan jangan dilihat sumbernya, jangan hanya karena berbeda pandangan namun kita menyalahkan orang lain dan tidak mau menerima kritik.

Senin, 30 Juli 2018

Prabowo di Balik Topeng Emas Kopassus

Banyak pertanyaan yang menurut saya menggelitik “apasih prestasi seorang Prabowo Subianto?” di beranda fb, twitter dan media sosial lainnya.
Sebagai seorang mahasiswa yang gemar mencari kebenaran berdasarkan riset dan pengumpulan data, saya secara pribadi ingin mengatakan kepada mereka bahwa sangat banyak Prestasi seorang Prabowo Subianto bagi negeri ini namun hal itu yang tidak banyak disorot oleh media mulai dari perkembangan perekonomian pemerintah yang sebagian dari usul beliau dituangkan kedalamnya sampai perjuangan beliau mengangkat nama baik indonesia di kanca Internasional.
Namun kali ini yang akan saya kupas adalah Prestasi beliau untuk mengharumkan nama baik bangsa dan kesatuan TNI dalam korps-nya yaitu Komando Pasukan Khusus (Kopassus), satuan ini termasuk bagian dari TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan dan tugas khusus diantaranya Operasi Militer Perang (OMP), Operasi Inteligent Khusus dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti Bantuan Kemanusiaan, anti pemberontakan, bantuan kepolisian, SAR khusus, pengamanan VIP, Anti Teror dan banyak lagi.
Nama Kopassus yang juga dikenal sebagai pasukan baret merah ini terbentuk sejak 26 Desember 1986 yang sebelumnya Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) yang didirikan tahun 1971 yang juga sebelumnya bernama Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat) yang didirikan tahun 1971 yang juga sebelumnya bernama RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat), KKAD (Korps Komando Angkatan Darat), lalu yang paling pertama Kesko TT III/Siliwangi(Kesatuan komando Tentara Territorium III) yang didirikan oleh Kolonel A.E. Kawilarang pada 16 April 1952 sekitar 6 tahun Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Kopassus sampai Saat ini.
Prabowo subianto sebenarnya disarankan untuk kuliah keluar negeri bahkan beliau telah diterima di University of Colorado dan George Washinton University, Amerika Serikat namun beliau lebih memilih mengikuti figur pamannya yaitu Soebianto Djojohadikusumo seorang tentara yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946.
Prabowo masuk Akademi Militer pada tahun 1970 dan lulus sebagai Letnan II di tahun 1974, sejak di akademi Militer beliau termasuk Siswa berprestasi. Karena beliau termasuk orang yang cemerlang di satuannya pada usia ke 26 beliau sudah bertugas sebagai komandan Pleton Group 1 kopassandha dan termasuk bagian dalam Operasi Tim Nanggala di Timor-timur yang merupakan salahsatu Provinsi Indonesia dulunya, kompi Prabowo yang saat itu berhasil menemukan target yaitu Nicolau Lobato Presiden Fretilin pada 1978, kompi Prabowo juga yang berhasil menangkap Xanana Gusmao yang merupakan Pemberontak dan juga Presiden pertama di Timor Leste.
Beliau kemudian dipercaya menjadi Wakil komandan Datasemen 81 (Anti Teror Kopassus) setelah menyelesaikan Pelatihan Special Forces Official Course di Amerika Serikat, kemudian di angkat menjadi komandan Batalyon Infantri Angkatan Udara pada tahun 1995 dan hanya butuh waktu satu tahun Prabowo sudah menjadi Komandan Jenderal Kopassus (Danjen Kopassus), salah satu Prestasi beliau di Kopassus beliau merupakan Perwira yang berhasil memekarkan Group Kopassus dari 3 Group menjadi 5 Group.
Nama Kopassus semakin harum dimata dunia pada tahun 1996 Prabowo Subianto memimpin pasukan dalam misi penyelamatan sandera oleh OPM (Operasi Papua Merdeka) yang berencana menukarkan sandera tersebut dengan kemerdekaan papua.
Operasi ini banyak yang menamakan “Mission Impossible” dikarenakan tingkat kesulitan medan yang luar biasa dan kekerasan prajurit OPM serta hutan yang telah menjadi daerah kekuasaan OPM sejak bertahun tahun ketika itu mata dunia mulai tertuju pada papua dikarenakan ada beberapa peneliti (Tim Lorent’z) dari luar indonesia yang juga menjadi sandera pada kejadian tersebut, beberapa negara mengirim pasukan elit untuk membantu misi yang dipimpin langsung oleh Letjen Prabowo Subianto.
walaupun 2 diantara 11 orang sandera meninggal dunia ada beberapa kejadian heroik menurut kesaksian PPIR (Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya) yang saya dapat dari pelatihan selama saya pendidikan di Hambalang yaitu ketika akan dilaksanakan penyerbuan menggunakan Helikopter Prabowo lebih memilih menaiki Helikopter bersama prajurit penyerbu padahal telah disiapkan helikopter khusus untuk beliau, para pimpinan Kompi merasa takut akan hal ini karena selain Komandan Pleton Kopassus, apalagi Prabowo Subianto juga berstatus Menantu Presiden Soeharto.
Tidak sampai disitu, pujian demi pujian datang bergantian dari negara lain karena prestasi Kopassus pada saat itu bahkan dikutip grid.id (diakses 27/7/18) Kopassus termasuk daftar Pasukan Elit dunia peringkat Ketiga tapi apakah Prabowo ada andil dalam prestasi ini ..? ternyata setelah menyelam di dalam beberapa kata-kata beliau, saya tertarik dengan kata beliau “lebih baik banyak keringat yang menetes daripada banyak darah yang menetes” karena memang beliau dikenal Pemimpin yang sangat cemerlang dalam meningkatkan pelatihan pasukannya sehingga masih di hormati sampai saat ini oleh para mantan Perwira TNI. dibidang olahraga salah satunya beliau orang pertama mengusulkan prestasi membawa nama Indonesia menjadi penakluk Gunung Everest pertama dri Indonesia dan tercatat di MURI, misi ini telah direncanakan oleh Prabowo Sejak lama namun baru ada kesempatan pada saat Beliau menyandang tanggungjawab sebagai Danjen Kopassus.
Ada beberapa sumber pemberitaan yang membuat saya tercengang salah satunya tentik.com (diakses 27/7/18) dengan judul 10 Bukti Kopassus TNI-AD yang dipuji dunia, disitu dikatakan bahwa pada saat operasi pembebasan sandera OPM di Mapenduma Papua, selain aksi tembak menembak para prajurit yang dipimpin prabowo juga mengajari anak-anak papua baca tulis serta menjadi mentri kesehatan di pedalaman Papua.
Masih ingat dengan kerusuhan pada tahun 1998 dimana indonesia tengah dilanda Krisis Moneter yang memaksa presiden Soeharto untuk lengser dari jabatannya? nah Prabowo Subianto boleh dikatakan Pahlawan sebenarnya, Kenapa? singkat saja yang pertama berdasarkan dokumen Rahasia AS yang saya kupas pada artikel saya sebelumnya, beliau termasuk orang yang sangat faham kondisi kritis bangsa hingga mengusulkan Presiden Soeharto yang tidak lain adalah Mertuanya sendiri untuk mengundurkan diri dari jabatannya karena beliau faham hanya itu penyelesaian hingga kekacauan di ibukota bisa reda.
Kedua rencana Panglima Abri ingin pergi ke malang untuk menghadiri acara yang sama sekali tidak penting ditengah mengamuknya massa di ibukota Jakarta telah dilarang oleh Prabowo namun Pangab Wiranto tetap saja meninggalkan ibukota Jakarta dengan situasi di jakarta saat itu membuat pangdam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin kewalahan dikarenakan kekurangan personel dan Pangab Wiranto enggan memberikan izin untuk menggunakan pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan dari luar jakarta namun Prabowo-lah yang kemudian menyewa dua pesawat untuk mengangkut pasukan dari Kostrad ke Jakarta untuk diperbantukan di Ibukota, melihat keihklasan Prabowo untuk meredakan suasana di Ibukota membuat banyak tokoh berunding dan meminta agar Prabowo yang mengambil alih keamanan di Ibukota namun beliau menolak dengan alasan masih ada Pangab Wiranto.
Kisah diatas telah saya baca di beberapa sumber di internet serta buku tulisan Mayjen Kivlan Zen dan belum ada hingga saat ini yang membantah aksi heroik Prabowo Subianto pada masa itu namun banyak yang membuat cerita baru dengan menyebarkan fitnah keji bahwa beliau ingin meng-kudeta pemerintahan pada saat itu, Naudsubillah. silahkan anda memutuskan siapa heroik sebenarnya dan siapa yang hanya ingin cari muka dan Jabatan di tubuh pemerintah hingga saat ini.
Berbicara tentang prestasi mungkin kita sudah dikenyangkan dengan prestasi Cemerlang Prabowo Subianto selama Karirnya di Kopassus TNI-AD namun selain itu masih banyak lagi aksi heroik yang saya rasa sulit untuk di ceritakan semua namun kalau masih penasaran teman teman bisa mencari di internet.
Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil yaitu jangan pernah menunggu orang untuk memperlihatkan Prestasinya karena orang yang ihlas tidak ada pernah membanggakan dirinya namun kita lah yang harus menengok kebelakang tidak hanya melihat di satu sisi saja, tidak ada manusia yang sempurna namun yang baik adalah orang yang menggunakan kekuatannya demi orang banyak, tidak peduli jika orang itu bukan Superman atau Spiderman namun orang bijak selalu menilai sesuatu menggunakan Akal Sehat bukan hanya Mata Kepala.
Terimakasih, Salam Damai.