Senin, 30 Juli 2018

Prabowo di Balik Topeng Emas Kopassus

Banyak pertanyaan yang menurut saya menggelitik “apasih prestasi seorang Prabowo Subianto?” di beranda fb, twitter dan media sosial lainnya.
Sebagai seorang mahasiswa yang gemar mencari kebenaran berdasarkan riset dan pengumpulan data, saya secara pribadi ingin mengatakan kepada mereka bahwa sangat banyak Prestasi seorang Prabowo Subianto bagi negeri ini namun hal itu yang tidak banyak disorot oleh media mulai dari perkembangan perekonomian pemerintah yang sebagian dari usul beliau dituangkan kedalamnya sampai perjuangan beliau mengangkat nama baik indonesia di kanca Internasional.
Namun kali ini yang akan saya kupas adalah Prestasi beliau untuk mengharumkan nama baik bangsa dan kesatuan TNI dalam korps-nya yaitu Komando Pasukan Khusus (Kopassus), satuan ini termasuk bagian dari TNI Angkatan Darat yang memiliki kemampuan dan tugas khusus diantaranya Operasi Militer Perang (OMP), Operasi Inteligent Khusus dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti Bantuan Kemanusiaan, anti pemberontakan, bantuan kepolisian, SAR khusus, pengamanan VIP, Anti Teror dan banyak lagi.
Nama Kopassus yang juga dikenal sebagai pasukan baret merah ini terbentuk sejak 26 Desember 1986 yang sebelumnya Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) yang didirikan tahun 1971 yang juga sebelumnya bernama Puspassus AD (Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat) yang didirikan tahun 1971 yang juga sebelumnya bernama RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat), KKAD (Korps Komando Angkatan Darat), lalu yang paling pertama Kesko TT III/Siliwangi(Kesatuan komando Tentara Territorium III) yang didirikan oleh Kolonel A.E. Kawilarang pada 16 April 1952 sekitar 6 tahun Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan nama Kopassus sampai Saat ini.
Prabowo subianto sebenarnya disarankan untuk kuliah keluar negeri bahkan beliau telah diterima di University of Colorado dan George Washinton University, Amerika Serikat namun beliau lebih memilih mengikuti figur pamannya yaitu Soebianto Djojohadikusumo seorang tentara yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946.
Prabowo masuk Akademi Militer pada tahun 1970 dan lulus sebagai Letnan II di tahun 1974, sejak di akademi Militer beliau termasuk Siswa berprestasi. Karena beliau termasuk orang yang cemerlang di satuannya pada usia ke 26 beliau sudah bertugas sebagai komandan Pleton Group 1 kopassandha dan termasuk bagian dalam Operasi Tim Nanggala di Timor-timur yang merupakan salahsatu Provinsi Indonesia dulunya, kompi Prabowo yang saat itu berhasil menemukan target yaitu Nicolau Lobato Presiden Fretilin pada 1978, kompi Prabowo juga yang berhasil menangkap Xanana Gusmao yang merupakan Pemberontak dan juga Presiden pertama di Timor Leste.
Beliau kemudian dipercaya menjadi Wakil komandan Datasemen 81 (Anti Teror Kopassus) setelah menyelesaikan Pelatihan Special Forces Official Course di Amerika Serikat, kemudian di angkat menjadi komandan Batalyon Infantri Angkatan Udara pada tahun 1995 dan hanya butuh waktu satu tahun Prabowo sudah menjadi Komandan Jenderal Kopassus (Danjen Kopassus), salah satu Prestasi beliau di Kopassus beliau merupakan Perwira yang berhasil memekarkan Group Kopassus dari 3 Group menjadi 5 Group.
Nama Kopassus semakin harum dimata dunia pada tahun 1996 Prabowo Subianto memimpin pasukan dalam misi penyelamatan sandera oleh OPM (Operasi Papua Merdeka) yang berencana menukarkan sandera tersebut dengan kemerdekaan papua.
Operasi ini banyak yang menamakan “Mission Impossible” dikarenakan tingkat kesulitan medan yang luar biasa dan kekerasan prajurit OPM serta hutan yang telah menjadi daerah kekuasaan OPM sejak bertahun tahun ketika itu mata dunia mulai tertuju pada papua dikarenakan ada beberapa peneliti (Tim Lorent’z) dari luar indonesia yang juga menjadi sandera pada kejadian tersebut, beberapa negara mengirim pasukan elit untuk membantu misi yang dipimpin langsung oleh Letjen Prabowo Subianto.
walaupun 2 diantara 11 orang sandera meninggal dunia ada beberapa kejadian heroik menurut kesaksian PPIR (Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya) yang saya dapat dari pelatihan selama saya pendidikan di Hambalang yaitu ketika akan dilaksanakan penyerbuan menggunakan Helikopter Prabowo lebih memilih menaiki Helikopter bersama prajurit penyerbu padahal telah disiapkan helikopter khusus untuk beliau, para pimpinan Kompi merasa takut akan hal ini karena selain Komandan Pleton Kopassus, apalagi Prabowo Subianto juga berstatus Menantu Presiden Soeharto.
Tidak sampai disitu, pujian demi pujian datang bergantian dari negara lain karena prestasi Kopassus pada saat itu bahkan dikutip grid.id (diakses 27/7/18) Kopassus termasuk daftar Pasukan Elit dunia peringkat Ketiga tapi apakah Prabowo ada andil dalam prestasi ini ..? ternyata setelah menyelam di dalam beberapa kata-kata beliau, saya tertarik dengan kata beliau “lebih baik banyak keringat yang menetes daripada banyak darah yang menetes” karena memang beliau dikenal Pemimpin yang sangat cemerlang dalam meningkatkan pelatihan pasukannya sehingga masih di hormati sampai saat ini oleh para mantan Perwira TNI. dibidang olahraga salah satunya beliau orang pertama mengusulkan prestasi membawa nama Indonesia menjadi penakluk Gunung Everest pertama dri Indonesia dan tercatat di MURI, misi ini telah direncanakan oleh Prabowo Sejak lama namun baru ada kesempatan pada saat Beliau menyandang tanggungjawab sebagai Danjen Kopassus.
Ada beberapa sumber pemberitaan yang membuat saya tercengang salah satunya tentik.com (diakses 27/7/18) dengan judul 10 Bukti Kopassus TNI-AD yang dipuji dunia, disitu dikatakan bahwa pada saat operasi pembebasan sandera OPM di Mapenduma Papua, selain aksi tembak menembak para prajurit yang dipimpin prabowo juga mengajari anak-anak papua baca tulis serta menjadi mentri kesehatan di pedalaman Papua.
Masih ingat dengan kerusuhan pada tahun 1998 dimana indonesia tengah dilanda Krisis Moneter yang memaksa presiden Soeharto untuk lengser dari jabatannya? nah Prabowo Subianto boleh dikatakan Pahlawan sebenarnya, Kenapa? singkat saja yang pertama berdasarkan dokumen Rahasia AS yang saya kupas pada artikel saya sebelumnya, beliau termasuk orang yang sangat faham kondisi kritis bangsa hingga mengusulkan Presiden Soeharto yang tidak lain adalah Mertuanya sendiri untuk mengundurkan diri dari jabatannya karena beliau faham hanya itu penyelesaian hingga kekacauan di ibukota bisa reda.
Kedua rencana Panglima Abri ingin pergi ke malang untuk menghadiri acara yang sama sekali tidak penting ditengah mengamuknya massa di ibukota Jakarta telah dilarang oleh Prabowo namun Pangab Wiranto tetap saja meninggalkan ibukota Jakarta dengan situasi di jakarta saat itu membuat pangdam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin kewalahan dikarenakan kekurangan personel dan Pangab Wiranto enggan memberikan izin untuk menggunakan pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan dari luar jakarta namun Prabowo-lah yang kemudian menyewa dua pesawat untuk mengangkut pasukan dari Kostrad ke Jakarta untuk diperbantukan di Ibukota, melihat keihklasan Prabowo untuk meredakan suasana di Ibukota membuat banyak tokoh berunding dan meminta agar Prabowo yang mengambil alih keamanan di Ibukota namun beliau menolak dengan alasan masih ada Pangab Wiranto.
Kisah diatas telah saya baca di beberapa sumber di internet serta buku tulisan Mayjen Kivlan Zen dan belum ada hingga saat ini yang membantah aksi heroik Prabowo Subianto pada masa itu namun banyak yang membuat cerita baru dengan menyebarkan fitnah keji bahwa beliau ingin meng-kudeta pemerintahan pada saat itu, Naudsubillah. silahkan anda memutuskan siapa heroik sebenarnya dan siapa yang hanya ingin cari muka dan Jabatan di tubuh pemerintah hingga saat ini.
Berbicara tentang prestasi mungkin kita sudah dikenyangkan dengan prestasi Cemerlang Prabowo Subianto selama Karirnya di Kopassus TNI-AD namun selain itu masih banyak lagi aksi heroik yang saya rasa sulit untuk di ceritakan semua namun kalau masih penasaran teman teman bisa mencari di internet.
Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil yaitu jangan pernah menunggu orang untuk memperlihatkan Prestasinya karena orang yang ihlas tidak ada pernah membanggakan dirinya namun kita lah yang harus menengok kebelakang tidak hanya melihat di satu sisi saja, tidak ada manusia yang sempurna namun yang baik adalah orang yang menggunakan kekuatannya demi orang banyak, tidak peduli jika orang itu bukan Superman atau Spiderman namun orang bijak selalu menilai sesuatu menggunakan Akal Sehat bukan hanya Mata Kepala.
Terimakasih, Salam Damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar